Minggu, 26 Mei 2013


SURAT untuk TUHAN 




Tuhan... Aku tahu Engkau Maha Perkasa, karena itu aku tak berdaya untuk berlari dari alur cerita. Aku... bagai bola yang rela dioper kemana Engkau suka, Aku pasrah hadapi musibah yang selalu menerpa.Tuhan... Aku tahu Engkau Maha Bijaksana, karena itu aku tak pernah bertanya terhadap segala yang Engkau titah. Aku... bagai debu yang tak pernah bersedih ketika diterjang angin sepoi. Aku yakin semua juga karena aku yang pernah memintah.

Tuhan,,, Engkau Maha Adil, Kau ciptakan mata ku di depan, seakan Engkau membisikkan "tataplah selalu jalan yang ingin tempuh, jangan pernah menoleh untuk melihat masa lalu, karena waktu_Ku tak akan pernah menunggumu .

Engkau rakit otak ku demikian sempurna, lalu Engkau letakkan dia ditempat tertinggi, Engkau ajarkan aku bahwa : Akallah yang akan membawa hidup menuju istana_Mu, akal yang akan menjadi lentera sehingga menjadi mulia di pandangan_Mu.

Engkau berikan hati yang tersembunyi, sehingga aku menyadari bahwa kebenaran hakiki bukan yang terlihat oleh mata, bukan yang terdengar oleh telinga, bukan yang terasa oleh lidah, dan bukan yang terpegang oleh tangan ataupun yang terinjak oleh kaki. Kebenaran hakiki ada di tempat yang tersembunyi, bukan untuk diperdebatkan tetapi untuk di nikmati.Tuhan, perlahan aku menyadari kegamangan ini tiada muaranya jika akal terus bertanya, semestinya kubiarkan hati terus merasainya.

Tuhan, semua itu pun sudah kulakukan. Aku bersyukur di saat Engkau tuntun aku dalam risalah_Mu, aku bahagia ketika menunaikan sunnah Rasul_Mu, aku tertawa ketika engkau titipkan amanah, dan aku tidak menangis ketika semua rahmat_Mu engkau pinta. Suatu keyakinan Engkau Maha Bijaksana, demikianlah perjanjian antara aku sebagai hamba dan Engkau sebagai Pencipta.Tuhan, kini kusadari semua dan aku telah merasa bangga dan terharu Engkau lengkapi kehidupanku. Kini Engkau yang Maha Kuasa, aku telah siap untuk beristirahat di istanamu. Aku tidak meminta surga sebagai altarku, tetapi aku juga tidak menginginkan neraka sebagai selimutku. Engkau yang Maha Pengatur, aku cuma meminta perkenankan aku menyebut asma_Mu di hembus nafas terakhir.
"Subhanallah Walhamdulillah Walailaha Illallahu Allahu Akbar"  "Jambi, 21 Agustus 2011"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar